Eyang Ibu terlahir sebagai anak kedua dari 5 bersaudara di Kanigoro, Madiun pada tgl 7 Desember 1913. Leluhurnya adalah seorang santri kenamaan bernama Mangunarsa.


Eyang Ibu mewarisi anak cucu cicitnya 'darah putih'.


Beberapa ciri kepribadiannya antara lain adalah:

  • Loyal dan setia.
  • Keras hati, konsisten dalam prinsip.
  • Tahan banting dalam perjuangan, hidup berpolitik, bermasyarakat dan dalam keluarga.
  • Tidak cepat terharu, terutama di depan orang lain tidak memperlihatkan kesedihannya.

Pesan bagi anak cucu cicit, khusus para gadisnya adalah:

Bila kelak kalian telah menemukan jodoh, dan sudah mendapat restu dari orangtua, ikuti dan pertahankan dia, dampingi dalam suka dan duka bersama-sama mengarungi perjuangan hidup dan keluarga.


Pedoman hidupnya adalah "dadiyo santri ananging adja semantri santri", artinya: "jadilah santri, tetapi janganlah sombong dan hanya pura-pura bertindak sebagai santri saja".


Beberapa tulisan/booklet:

  • Otobiografi Eyang Ibu: Siti Djauhari Sudiro, 13 Desember 2005
  • Selintas Kenangan bersama Bapak dan Ibu oleh Putera-Puteri Keluarga BesarSudiro, 13 Desember 1981